WASHINGTON – China dilaporkan tengah menyiapkan
senjata canggih untuk mengambil alih satelit luar angkasa milik Amerika
Serikat yakni International Space Station (ISS).
Informasi ini diperoleh oleh The Washington Times yang rencananya akan diterbitkan bulan depan oleh US-China Economic and Security Review Commission. Lembaga tersebut, seperti dikutip dari Ibtimes, Sabtu (19/10/2015), merupakan hacker China yang paling mungkin berada di balik serangan cyber terhadap aset antariksa AS pada September 2014.
“China sedang menyiapkan persenjataan yang kuat untuk melakukan penyerangan terhadap satelit ruang angkasa AS. Senjata tersebut mencakup rudal antisatelit, sistem antisatelit co-orbital, serta operasi untuk menyerang jaringan komputer,” demikian tulis laporan yang dimiliki oleh komisi tersebut.
Salah satu senjata paling menarik yang tengah dikembangkan adalah co-orbital antisatellite weapon. Itu adalah sebuah satelit atau kapal ruang angkasa yang dapat membawa senjata untuk melumpuhkan satelit sasaran. Atau, bahkan satelit tersebut dapat mengambil alih satelit yang diincar dengan bantuan lengan robot.
Dalam laporan itu juga ditulis, serangan siber yang dilancarkan oleh China pada satelit ISS, dapat menghancurkan operasi militer AS, serta infrastruktur nasional. Peretasan yang dilancarkan oleh China ke sinyal microwave yang dipancarkan melalui satelit, berpotensi dapat mengendalikan jaringan komputer AS.
“Jika dilancarkan dengan sukses, serangan tersebut dapat secara signifikan mengancam superioritas AS. Terutama jika dilakukan terhadap satelit militer dan intelijen,” tulis laporan itu lagi.
Misalnya, digambarkan di dalam laporannya, akses kontrol ke satelit dapat memungkinkan peretas untuk menghancurkan satelit, menyangkal, menurunkan, atau memanipulasi transmisi tersebut.
Ataupun juga mengakses berbagai informasi seperti citra, cuaca, yang dapat diperoleh melalui sensornya.
Informasi ini diperoleh oleh The Washington Times yang rencananya akan diterbitkan bulan depan oleh US-China Economic and Security Review Commission. Lembaga tersebut, seperti dikutip dari Ibtimes, Sabtu (19/10/2015), merupakan hacker China yang paling mungkin berada di balik serangan cyber terhadap aset antariksa AS pada September 2014.
“China sedang menyiapkan persenjataan yang kuat untuk melakukan penyerangan terhadap satelit ruang angkasa AS. Senjata tersebut mencakup rudal antisatelit, sistem antisatelit co-orbital, serta operasi untuk menyerang jaringan komputer,” demikian tulis laporan yang dimiliki oleh komisi tersebut.
Salah satu senjata paling menarik yang tengah dikembangkan adalah co-orbital antisatellite weapon. Itu adalah sebuah satelit atau kapal ruang angkasa yang dapat membawa senjata untuk melumpuhkan satelit sasaran. Atau, bahkan satelit tersebut dapat mengambil alih satelit yang diincar dengan bantuan lengan robot.
Dalam laporan itu juga ditulis, serangan siber yang dilancarkan oleh China pada satelit ISS, dapat menghancurkan operasi militer AS, serta infrastruktur nasional. Peretasan yang dilancarkan oleh China ke sinyal microwave yang dipancarkan melalui satelit, berpotensi dapat mengendalikan jaringan komputer AS.
“Jika dilancarkan dengan sukses, serangan tersebut dapat secara signifikan mengancam superioritas AS. Terutama jika dilakukan terhadap satelit militer dan intelijen,” tulis laporan itu lagi.
Misalnya, digambarkan di dalam laporannya, akses kontrol ke satelit dapat memungkinkan peretas untuk menghancurkan satelit, menyangkal, menurunkan, atau memanipulasi transmisi tersebut.
Ataupun juga mengakses berbagai informasi seperti citra, cuaca, yang dapat diperoleh melalui sensornya.
EmoticonEmoticon